Kamis, 07 Juli 2011

III. PASAR


Usaha ini mempertimbangkan pasar yang relevan yaitu toko-toko baju dan toko-toko aksesoris yang ada. Selain itu, perlu dipahami pula segmen pasar yang akan dijadikan pasar sasaran, perilaku konsumen terhadap batik dan positioning  yang akan digunakan.

Segmentasi pasar
Berdasarkan studi Lowe dan majalah SWA (tahun 2005), segmentasi pasar Indonesiadapat dibagi menjadi delapan segmen, yaitu:
Segmen 1: Pasrah/Introvert Wall Flower (8,1%)
          Ciri-ciri: wanita, usia matang berpendidikan rendah dan tinggal di daerah. Umumnya tidak punya banyak keinginan dan tidak terlalu optimis terhadap masa depan.
Segmen 2: Gaul glam/ The Networking Pleasure Seeker (11%)
          Ciri-ciri: wanita, usia matang yang sangat terbuka, suka bergaul dan penuh gairah, tinggal di dalam perkotaan dengan tingkat sosial ekonomi A+. Mereka sangat materialistis dan memiliki harta/benda adalah puncak kebahagian hidup. Sisi menarik segmen ini adalah mereka percaya bahwa pertemanan adalah investasi. Di mata mereka, pertemanan lebih seperti membuat jejaring daripada membangun ikatan. Sehingga bagi mereka, pengakuan diri itu ada jika mereka bisa diterima oleh lingkungan pergaulannya.
Segmen 3: Orang alim/Confident Establish
                   Ciri-ciri: pria, usia matang, berpendidikan tinggi dan tinggal di daerah perkotaan. Mereka sangat percaya diri dan berkarakter kuat, menyukai kedamaian dalam kehidupan sosialnya, sangat normatif dan suka menolong.
Segmen 4: Ibu-ibu PKK/The Optimistic Family Person
          Ciri-ciri; wanita, usia matang dari daerah rural dengan status sosial ekonomi rendah, hidup dengan bersahaja, realistis, kekeluargaan dan normatif. Mereka menyukai masak sebagai hobi, tidak sekedar kewajiban. Hidup diabdikan untuk keluarga, tidak materialistis. Keluarga adalah segalanya.
Segmen 5: Anak nongkrong/The Change Expect Lad (10,5%)
          Ciri-ciri: usia muda, laki-laki, tinggal di daerah urban, status sosial ekonominya menengah bawah. Karakter mereka: hidup berorientasi pada teman-temannya (kelompoknya). Konsep dianut:All is one and one is all.
Segmen 6: Lembut hati/Cheerful Humanist (12,1%)
          Ciri-ciri: wanita muda dari pedesaan dengan tingkat sosial ekonomi rendah, cenderung tidak suka menjadi pusat perhatian, walaupun diterima di lingkungannya. Menyukai lingkungan damai penuh harmoni, sangat menaruh perhatian dan berempati pada lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, tidak mementingkan materi dan selalu ingin dibutuhkan lingkungan serta menyenangi kebersamaan.
Segmen 7: Main untuk menang/The Savvy Conquer (16%)
          Ciri-ciri: pria matang berpendidikan, di daerah perkotaan ini sangat menikmati hidup lugas, selalu berusaha mencapai kejayaan. Sangat menyukai kompetisi dan cenderung dominan dalam pergaulan, senang fashion, menikmati cuisine dan gemar melihat iklan. Keinginan dasar mereka adalah dimanja materi dan barang-barang yang dipunyai, suka disanjung dan dipuja, serta supel dan penuh energi.
 Segmen 8: Bintang panggung/The Spontaneous Fun Loving (13,6%)
Ciri-ciri: wanita dari daerah perkotaan dengan tingkat sosial ekonomi tinggi, senang menjadi pusat perhatian, suka bergaul, suka pamer dan menyenangi aktivitas di luar rumah seperti pesta dan kumpul-kumpul. Mereka menyukai hal-hal baru yang sedang menjadi tren seperti fashion dan gadget, serta sangat menikmati hidup. Bagi mereka, materi adalah alat untuk memenuhi tuntutan gaya hidup, sanjungan dan pujaan adalah bukti pengakuan diri serta kelompok menjadi alat mencapai kepopuleran.
    Berdasarkan segmen di atas, maka potensi segmenyang bisa dijadikan sasaran usaha ini adalah segmen The Savvy Conquer (16%) dan segmen The Spontaneous Fun Loving (13,6%).

Perilaku Konsumen terhadap Batik
Salah satu ciri dari masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang suka mengkonsumsi apalagi jika ada tren baru maka masyarakat kita tidak ingin ketinggalan zaman. Mereka suka mengikuti tren-tren yang sedang gencar-gencarnya. Tren sekarang adalah segala sesuatu yang bermotifkan batik, seperti pakaian, tas maupun sandal dan lain-lain.
Batik menjadi tren beberapa tahun belakangan ini, tiap hari jum’at dan sabtu batik mendominasi di semua kantor baik kantor swasta maupun pemerintah. Fashion tentang batik sekarang juga lebih bervariasi, mau di buat apapun batik cocok. Kalau dulu batik hanya dipakai oleh orang-orang tua untuk acara kawinan, sekarang dapat digunakan di berbagai kesempatan. Semoga ini tidak hanya menjadi tren sesaat,tapi bisa menjadi budaya di masyarakat kita.

Positioning
Agar dapat menarik perhatian calon pembeli/pelanggan, butik kami merancang sebuah strategi positioning yang atraktif. Beberapa statemen positioning yang bisa digunakan, misalnya:
“Beli batik, Izzi Batik tempatnya ”
“Izzi Batik…., batik berkualitas, harga terjangkau”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar